Andry menyebutkan masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki tingkat Backlog yang besar. Artinya, tingginya permintaan rumah belum bisa terpenuhi. Lebih lanjut Andry menilai Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menjadi daerah paling tinggi tingkat Backlognya.
Melihat data tersebut, bisnis properti di Indonesia masih sangat menjanjikan karena masih banyak permintaan hunian yang menanti untuk dipenuhi.
"Pada tahun 2017, backlog perumahan di Indonesia mencapai angka 13,7 juta. Paling tinggi itu di pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatera," ungkap Andry, pada paparan di acara Rumah.com Property Outlook 2019 di CoHave D Lab, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2019).Karena hal tersebut, Andry menyatakan bahwa Indonesia potensinya sangat besar bagi calon investor yang ingin mengembangkan bisnis porperti.
"Kalau sektor perumahan kita memang potensinya selalu besar untuk penjualan," pungkasnya.
Andry juga mengatakan nilai komoditas di daerah yang naik pun dapat menggenjot angka industri properti. Menurutnya hubungan antara harga komoditas dan permintaan properti sangat erat.
"Harga komoditas ini penting, kenapa penting? Kalau (harga komoditas) meningkat permintaan properti pun meningkat," ujarnya.
Tonton juga ' Intip Ide Bisnis Kado Wisuda dari Tanah Liat ':
Comments
Post a Comment