SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Pedagang sayuran di Kota Batu kebanyakan memilih hasil pertanian dari luar daerah ketimbang dari Kota Batu untuk dikirim. Seperti yang dikatakan Mei Asih, satu di antara pedagang di Desa Pesanggrahan, Batu.
Ia mendapatkan kiriman sayuran kubis dari luar daerah, seperti Situbondo, Jember, dan dekat Gunung Bromo. Dikatakannya, sayuran dari Kota Batu kurang mendukung jika dikirim dalam jangka waktu yang lama.
"Kalau dari Batu sayuran kubis malah jarang, bahkan hampir tidak ada. Makanya selalu dapat kiriman dari luar daerah, kalaupun ada dari Batu, tidak selalu bagus," kata Mei, Minggu (26/8/2018).
Sayuran ini dikirim ke luar pulau, yakni Kalimantan. Menurutnya sayuran hasil produksi pertanian di Batu ini kadar airnya lebih banyak, sehingga membuat sayuran ini cepat busuk. Sedangkan pengiriman ke luar pulau membutuhkan waktu yang lama, secara otomatis membutuhkan ketahanan sayur yang lama juga.
Sayuran yang ia terima dari luar daerah ini lebih awet dan lebih tahan lama. "Kadar airnya banyak kalau kubis dari Batu. Sehingga dikirim ke luar pulau itu cepat busuk. Kan sayang kalau cepat busuk," ungkapnya.
Belum lagi, kalau dari segi harganya juga lebih murah, walau hanya selisih sedikit. Yakni sekitar Rp 2000 per kilogramnya. Satu kubis beratnya bisa mencapai 2 sampai 3 kilogram. Sekali kirim bisa mencapai lima sampai enam ton kubis.
Dilain hal, pedagang sayur Budiarto juga mengungkapkan hal yang sama. Bahkan kadang ia mencampur hasil pertanian luar daerah dengan hasil pertanian di Batu.
"Kalau dari Batu gak tahan lama, sehari dua hari sudah busuk. Walaupun dikasih semen putih. Kalau dari daerah lain malah awet, bisa seminggu lebih," kata dia.
Ia memilih kubis dari luar daerah ini karena untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pengiriman. Jika dikirim hanya untuk di daerah Surabaya, Sidoarjo, tidak masalah. Karena mereka mengirim ke luar pulau melalui jalur laut, yang membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga hari.
"Dari pelabuhan sampai dua hari, tapi ke lokasi kan butuh waktu juga, kadang sampai lima hari. Kami juga mengirim barang yang segar," ungkapnya.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan pertanian di Kota Batu memiliki pangsa pasar sendiri. Jika memang tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk luar daerah, yang terpenting bisa memenuhi kebutuhan untuk masyarakat Kota Batu sendiri. Menurutnya hasil pertanian di Kota Batu juga banyak yang dikirim ke luar daerah.
"Ada banyak yang bisa dikirim ke luar daerah. Wortel, kentang, brokoli hijau. Dan pemerintah terus mendorong agar pertanian di Kota Batu ini terus menghasilkan hasil yang maksimal," kata Dewanti.
Bahkan, ia juga terus memberikan bantuan untuk petani melalui kelompok. Bantuan itu seperti bibit, vitamin, sarana prasarana untuk bertani. Bahkan jika perlu bantuan itu ia tambah untuk membantu petani mengembangkan hasil pertaniannya.
"Ya kalau perlu ditambah, tapi harus melalui kelompok. Agar apa, agar kita tahu sejauh mana petani itu mengembangkan hasil pertaniannya. Oh kurang ini, itu, jadi kami juga tahu permasalahan mereka," paparnya.
Baca Lagi lanjutan nya di samping http://suryamalang.tribunnews.com/2018/08/26/para-pedagang-di-kota-batu-lebih-suka-sayuran-dari-luar-daerah
Comments
Post a Comment